Jumat, Desember 18, 2015

THE API INTRODUCTORY LEVEL TANK TRAINING COURSE



Introduction Course for the Storage Tank Beginner
THE API INTRODUCTORY LEVEL TANK TRAINING COURSE


Tangki timbun (Storage Tank) dirancang untuk beroperasi dengan kemampuan terhadap tekanan tertentu, sistem insulasi tertentu, dan menampung fluida/gas serta distribusi tertentu. Tanki penyimpanan atau storage tank menjadi bagian yang penting dalam suatu proses industri karena tanki penyimpanan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi juga menjaga kelancaran ketersediaan produk dan bahan baku serta dapat menjaga produk atau bahan baku dari kontaminan ( kontaminan tersebut dapat menurunkan kualitas dari produk atau bahan baku ).
Storage tank di desain dalam berbagai macam ukuran kapasitas serta desain konstruksi yang masing masing dibedakan menurut penggunaanya. Dalam industri perminyakan dengan berbagai macam jenis fluida yang ditampung, seperti minyak yang mudah menguap (volatility), yang bertekanan dan mudah terbakar, maka tanki harus dibangun dengan memperhatikan beberapa persyaratan. Namun tak jarang tangki timbun beroperasi diluar batasan-batasan ini yang mengakibatkan risiko kecelakaan. Sering kali penyebab kecelakaan serius tersebut adalah kebocoran cairan, gas, dan limbah beracun. Tangki yang berisi zat tidak berbahaya sekalipun memiliki potensi bahaya. Kebakaran dan ledakan mengakibatkan kecelakaan yang serius dan merusak instalasi serta menyebabkan kehilangan bahan bakar dalam jumlah yang sangat besar. Akibat kejadian tersebut menyebabkan kerusakan yang serius pada banyak bangunan di area sekitar
Oleh karena itu, sebagai dasar upaya pengendalian risiko terhadap bahaya kebakaran dan ledakan pada storage tank, diperlukan penilaian terhadap potensi bahaya kebakaran dan ledakan. Berdasarkan Pedoman Dow’s Fire and Explosion Index, langkah – langkah penilaian potensi bahaya kebakaran dan ledakan dimulai dari memilih unit proses, menentukan material factor (MF), menentukan process unit hazard factor dengan menghitung general process hazard factor.
Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang luas dan detail, agar kondisi Tangki Penimbun dapat berfungsi secara efektif dan terjaga keselamatannya.
Beberapa Code dan Standard mengenai Tangki Penimbun, yang akan dipelajari dalam pelatihan ini adalah :
  • API 620 : Standard design & construction tanki timbun yang dibangun diatas permukaan tanah, yang dibuat dari baja yang dilas dan beroperasi pada tekanan rendah.
  • API 650 : Standard material, design, fabrication & testing tanki timbun silindris vertical yang dibangun diatas permukaan tanah untuk minyak bumi dan produk BBM, yang beroperasi pada tekanan internal tidak lebih daripada berat tutup
  • API 651 : Standard perlindungan cathodic tanki timbun yang dibangun diatas permukaan tanah.
  • API 653 : Standard perbaikan, perubahan dan rekonstruksi tanki timbun.
  • API 575 : Standard inspeksi tanki timbun bertekanan rendah.

Objectives
1.      Peserta memahami mengenai Jenis-Jenis Tanki Timbun
2.      Peserta memahami mengenai Kelengkapan Tanki ( Accesoris Tank )
3.      Peserta memahami mengenai Jenis-Jenis Fondasi Tanki
4.      Peserta memahami mengenai Faktor-Faktor Penentu Disain Pondasi Dan Klasifikasi Jenis-Jenis Tanah.
5.      Peserta memahami mengenai Prosedur Konstruksi Fondasi Tanki.
6.      Peserta memahami mengenai Pemeliharaan : Rutin, Cat Dan Coating, Tank Cleaning

Materi :
1.       Atmospheric Tanks
2.       Tank Site, Foundation Design and Construction
3.       Preventing Bottom Leaks, Tank Settlement
4.       Materials - Carbon Steel, Aluminum, Stainless
5.       Design, Sample Problems, Heated Tanks
6.       External/Internal Pressure, Seismic, Other Loads
7.       Nozzles and Roof Types
8.       Fabrication (Shop Work)
9.       Erection, Welding Requirements
10.    Testing and Tolerances
11.    Inspection, Radiography, Ultrasonic
12.    Welding Requirements
13.    Marking, API Monogram
14.    Documentation, Special Service Standards
15.    Existing Tank Evaluation, Inspection, Repair, Alteration and Reconstruction
16.    Failures Leading to these Requirements
17.    Organizations that May Use the Standard
18.    Definitions of Authorized Inspector, Storage Tank Engineer
19.    Evaluation to Determine Suitability for Continued Use
20.    How to Evaluate and Keep Bottoms Leak Free
21.    Brittle Fracture Considerations
22.    Inspection and Required Frequency
23.    Repair and Alteration Requirements
24.    Internal Inspection Timing Optimization
25.    Low Pressure Storage Tanks
26.    Refrigerated and Cryogenic (Such as LNG) Tanks


Jumat, Mei 29, 2015

MACHINERY ALIGNMENT & BALANCING

MACHINERY ALIGNMENT & BALANCING

Alignment & Balancing  pada mesin-mesin operasional produksi sangat diperlukan untuk menjaga kualitas hasil produksi,meningkatkan umur pakai (life time) & untuk reduce cost. Pemeliharaan atau perawatan mesin merupakan faktor penentu apakah performa mesin dalam keadaan  baik atau tidak untuk dioperasikan berdasarkan  jangka waktu yang telah ditentukan. Produksivitas mesin yang diinginkan tidak akan tercapai jika pemeliharaan mesin tidak diselenggarakan dengan terstruktur (dijadwalkan). Anda dapat memperpanjang  umur mesin dengan melakukan perawatan mesin terstruktur. Berikan perawatan pada mesin anda dengan condition monitoring sehingga meminimalisir biaya tidak terduga dan menghindari kemungkinan  terjadinya misalignment pada mesin.
Alignment adalah suatu pekerjaan atau proses mensimetriskan kedua objek atau sumbu poros sehingga sentris antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakan dengan dua tumpuan saling berkaitan. Tetapi dalam kenyataannya pengertian lurus tidak bisa didapatkan 100% sehingga harus diberikan toleransi kurang dari 0,05 mm, untuk mendapatkan kesentrisan antara kedua poros pemutaran dan poros yang diputar hingga tidak menimbulkan gesekan, getaran, dan faktor-faktor lainnya.
Sedangkan Definis Balancing sendiri adalah suatu proses memperbaiki distribusi massa pada rotor yang berputar dengan menambahkan atau mengurangkan massa pada rotor yang bertujuan mengurangi gaya Centrifugal yang bekerja pada bantalan (bearing) yang nantinya akan menghasilkan keseimbangan yang baik pada rotor. Proses ini dilakukan dengan mesin balancing yang terdiri dari beberapa varian seperti High Speed Balancing Machine, Horizontal Balancing Machine, Vertical Balancing dan beberapa varian lain yang terbagi berdasarkan jenis, fungsi dan spesifikasi Balancing Machine
Untuk dapat melakukan balancing & alignment mesin atau peralatan dengan benar, maka sebagai operator & teknisi harus memahami benar bagaimana pondasi atau konstruksi mesin yang digunakan, karakter poros & bantalan, serta sistem & alur kerja peralatan tersebut. Kesalahan dalam balancing akan mempengaruhi kinerja mesin & kualitas hasil produksi (output) pada alat & dapat mengakibatkan kerusakan alat yg harus dihindari. Pentingnya cara pengoperasikan mesin untuk menjaga kesimetrisan dan kinerja mesin anda, mayoritas langkah - langkah pengoperasian mesin adalah memilih mesin sesuai kebutuhan perusahaan, setelah itu melakukan pemasangan atau perakitan mesin sesuai dengan standarisasi mutu mesin tersebut, maka mesin siap di operasikan. Standard Operating Procedure (standarisasi prosedur operasi mesin) dan check list (daftar data) harus dibuat agar langkahh-langkah  mengoperasikan terjaga, terstruktur, baik dan benar. Kesalahan langkah dalam pengoperasian mesin dapat berakibat pengikisan komponen pada mesin yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu komponen pada mesin, bahkan dapat mengakibatkan kerusakan komponen mesin dan mesin lainnya yang terkait, kesalah langkah dalam pengoperasian mesin dapat menyebabkan kejadian-kejadian  yang tidak diinginkan terhadap sumber daya manusia yang berperan.

Outline :
1.            Introduction to Predictive maintenance & machinery monitoring
2.            Importance of Proper Alignment
·         Extended Seal Life
·         Extended Bearing Life
·         Smoother / Quieter Operation
·         Extended coupling life
3.            Types of alignment:
·         Straight Edge and Flash Light Method
·         Reverse Dial Indicator Method
·         Rim & Face Method (Double Dial Indicator)
·         Laser
4.            Preliminary Checks Before Starting Alignment
·         Baseplate
·         Shaft run-out and end-float
·         Existing shims
·         Inspect Couplings
5.            Alignment Checks
·         Factory pre-alignment
·         Alignment before grouting baseplate
·         After Grouting Baseplate
6.            Balancing basic theory
·         Types unbalance
·         Purpose balancing
·         Causes unbalancing
·         Units unbalance
·         Effect unbalance on rotational speed
7.            Balancing machine
·         Gravity machines
·         Centrifugal machines
·         Hard bearing machine
·         Testing balancing machine
8.            Balance tolerance and Field Balancing

Peserta :
Bagian Perawatan Mesin, Operator mesin, enjineering, teknisi,  maupun bagian dan devisi lain yang berkaitan dengan kestabilan dan keamanan pada mesin produksi


Jumat, Februari 06, 2015

BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN K3 BIDANG KIMIA



BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN K3 BIDANG KIMIA

Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang.
Penggunaan bahan kimia dalam kegiatan industri dapat menjadi potensi bahaya yang menimbulkan kecelakaan pada setiap tingkat pekerjaan dalam produksi (penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, pembuatan dan pembuangan) dengan resiko sesuai yang berbeda-beda sesuai dengan bahan kimia yang digunakan. Resiko yang ditimbulkan dari penggunaan bahan-bahan kimia beresiko (bahan beracun, bahan sangat beracun, cairan mudah terbakar, gas mudah terbakar, cairan sangat mudah terbakar, bahan mudah meledak, bahan reaktif, dan bahan oksidator) tersebut dapat berdampak pada industri, tenaga kerja, lingkungan, maupun sumber daya lainnya.
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan sebagainya.  Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yang diakibatkannya.

Outline :
A. BAHAN KIMIA BERBAHAYA
1.      Penggunaan Bahan Kimia
2.      Klasifikasi Umum
-        Bahan Kimia Beracun (Toxic)
-        Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
-        Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
-        Bahan Kimia Peledak (Explosive)
-        Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
-        Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
-        Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
-        Gas Bertekanan (Compressed Gases)
-        Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
3.      Sistem Klasifikasi PBB
4.      Penyimpanan  Bahan Kimia Berbahaya
-        Bahan Kimia Beracun (Toxic)
-        Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
-        Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
-        Bahan Kimia Peledak (Explosive)
-        Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
-        Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
-        Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
-        Gas Bertekanan (Compressed Gases)
-        Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
5.      Lembar Data Bahaya / Chemical Safety Data Sheet (CSDSs)
-        Identifikasi produk dan pabrik
-        Bahan-bahan berbahaya
-        Data Fisik
-        Data Kebakaran Dan Ledakan
-        Data Reaktifitas
-        Data Bahaya Kesehatan
-        Tindakan Pencegahan Untuk Penanganan
-        Pengukuran Kontrol
6.      Pemasangan Label dan Tanda Pada Bahan Berbahaya
B. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BIDANG KIMIA
1.      Pengertian Keselamatan Kerja
2.      Pengertian Kesehatan Kerja
3.      Pengertian Kecelakaan Kerja
4.      Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi Bahan Kimia
5.      Undang-Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun 1970

Peserta adalah para pekerja, teknisi, dan analis atau staf yang berkecimpung dalam penanganan dan pengelolaan bahan kimia, baik dalam proses industri, laboratorium, K-3 dan lingkungan, Badan Pemerintahan (seperti Badan Pengendalian Lingkungan Daerah), Environmental Manager, Maintenance Manager dan Legal Affair/Complaince Manager.